Cara Memilih Headset Bluetooth Anti Delay

🗓 23 09 2025 ✍️ Nawashop ⏱ 7 menit baca 🏷 Tips
Gambar header artikel: Cara Memilih Headset Bluetooth Anti Delay

Mengapa Headset Bisa Delay?

Delay atau latensi adalah jeda waktu antara suara diproduksi di sumber dan terdengar di telinga. Pada headset bluetooth, latensi dipengaruhi oleh codec, chipset, kualitas antena, versi bluetooth, dan gangguan sinyal di sekitar. Jika kamu sering menonton video atau main game, jeda sepersekian detik saja terasa mengganggu karena bibir dan suara jadi tidak sinkron.

Selain faktor perangkat, cara kita menggunakan headset juga berpengaruh. Misalnya, menaruh ponsel di saku belakang lalu tubuh menjadi penghalang sinyal, atau berada di lingkungan yang banyak router Wi‑Fi 2.4 GHz dapat memperparah interferensi. Karena itu, memilih spesifikasi dan kebiasaan pakai yang tepat adalah kunci.

Apa itu Latency End‑to‑End?

Istilah end‑to‑end latency menggambarkan total jeda sejak audio dihasilkan sampai terdengar. Ini mencakup kompresi codec, transmisi radio, dekode di headset, dan kadang pemrosesan tambahan seperti noise cancelling. Produsen suka menampilkan angka rendah di iklan (mis. 45 ms), namun itu sering angka di kondisi laboratorium. Dalam penggunaan nyata, bisa 80–200 ms tergantung perangkat.

Cara Memilih Codec yang Tepat

Codec adalah cara audio dikompresi sebelum dikirim via bluetooth. Umumnya di pasaran kamu akan bertemu SBC (paling dasar), AAC (populer di iPhone), aptX/aptX Adaptive (umum di Android tertentu), dan LDAC (bitrate tinggi dari Sony). Untuk meminimalkan delay, utamakan headset dan ponsel yang sama‑sama mendukung codec low‑latency seperti aptX Adaptive Low Latency.

Namun perhatikan kompatibilitas. iPhone biasanya optimal di AAC, sedangkan banyak Android menonjol di aptX/LDAC. Jika kebutuhanmu dominan menonton video, sebenarnya sebagian besar codec sudah cukup karena pemutar modern melakukan lip‑sync. Untuk gaming kompetitif, carilah mode "game" bawaan yang menurunkan buffer audio.

Tips Sinkronisasi Video

Aplikasi video seperti YouTube atau Netflix biasanya melakukan penyesuaian kecil agar bibir dan suara selaras. Bila tetap terasa terlambat, coba nonaktifkan fitur pemrosesan berat (mis. spatial audio tertentu) yang menambah buffer, atau ganti ke koneksi 5 GHz untuk mengurangi interferensi lingkungan.

Fitur Penting selain Codec

Banyak orang fokus ke codec, padahal fitur lain juga menentukan pengalaman bebas delay. Berikut beberapa fitur yang layak dipertimbangkan: ANC (Active Noise Cancelling) dengan mode transparansi, Bluetooth 5.2/5.3 untuk stabilitas, multipoint agar bisa berpindah perangkat, dan gaming mode yang menurunkan latensi sementara.

Jangan lupa kualitas mikrofon jika headset dipakai meeting. Pilih yang punya noise reduction dengan beamforming. Perhatikan juga desain driver serta kenyamanan bantalan—pemakaian lama membuat telinga kurang lelah sehingga kamu bisa memutar volume lebih rendah, berdampak positif pada kejernihan percakapan.

Pengaruh Chipset & Antena

Chipset modern mengelola koneksi lebih efisien sehingga jitter lebih kecil. Sementara desain antena yang baik membuat sinyal stabil meski posisi ponsel berubah. Pabrikan biasanya tidak mengungkap detail ini, maka bacalah ulasan dan uji jarak/tembus dinding untuk memastikan.

Rekomendasi & Checklist

Tidak semua headset yang mengklaim "gaming" otomatis bebas delay. Gunakan checklist singkat ini saat memilih: (1) dukungan codec yang sesuai dengan perangkatmu, (2) ada mode low‑latency/game mode, (3) Bluetooth minimal 5.2, (4) kualitas mic oke untuk meeting, (5) kenyamanan dan daya tahan baterai.

Kalau bujet terbatas, prioritaskan stabilitas koneksi dan kenyamanan dulu. Suara yang sedikit kurang berwarna masih bisa ditolong dengan EQ, tapi delay yang terasa sulit diperbaiki tanpa dukungan hardware.

Bagikan

Artikel Terkait